Gara Gara Demam ‘Om Telolet Om’ Perajin di Pasuruan Banjir Pesanan Klakson

55555555

di Pasuruan Para Perajin  Banjir Pesanan Klakson ‘Om Telolet Om’

Demam ‘Om Telolet Om’ menjadi berkah bagi Gito (49), warga Desa Nguling, Pasuruan, Jawa Timur. Perajin klakson ini mengaku kebanjiran pesanan klakson telolet sejak beberapa hari terakhir.

Jika sebelumnya setiap hari dia hanya mengerjakan tiga hingga lima klakson, saat ini ia harus menyelesaikan lima hingga sepuluh klakson telolet pesanan. Penghasilannya pun naik tajam hingga 75 persen.

Karena banyaknya pesanan, kesibukan sangat terasa di bengkel yang terletak di tepi Jalan Raya Nguling ini. Dibantu karyawanya, Gito tampak lihai mengerjakan pembuatan klakson tahap demi tahap.

“Yang pesan bukan hanya bus tapi sopir truk juga banyak yang pesan,” kata Gito di sela-sela kesibukanya bekerja di bengkel miliknya.

Menurut Gito, sebenarnya klakson jenis telolet pernah diminati beberapa tahun lalu. Namun berangsur-angsur mulai ditinggalkan dan tidak disukai. Namun sejak fenomena ‘Om Telolet Om’ mendunia, klakson jenis tersebut diburu kembali.

Pembuatan klakson telolet kata, Gito, sebenarnya sangat mudah. Seperti klakson biasa, prosesnya dimulai pembentukan dan penyambungan dengan las kemudian dihaluskan dengan kertas gosok lalu pendempulan.

“Setelah kering, lalu dicat kemudian diujicoba. Ada tujuh jenis suara klakson telolet tergantung tombol yang ditekan. Suara juga bisa disetting panjang, cepat, atau bisa juga pelan,” terangnya.

Untuk paket komplit klakson mulai dari kerangka klakson, tabung angin, dan tombol, Gito mematok harga Rp 1 juta. “Kalau tanpa tabung hanya Rp 500 ribu,” jelasnya.

Karena lokasinya yang strategis dan sudah lama dikenal sebagai perajin klakson, pemesan yang datang ke bengkel Gito datang dari sejumlah kota. Sahir, pemesan dari Jepara Jawa Tengah mengaku datang khusus untuk memesan klakson telolet.

You might also like More from author

Leave A Reply

Your email address will not be published.